Senin, 06 Februari 2012

Download Template Blog Gratis I http://www.dhetemplate.com

Disini saya ingin berbagi informasi bagi temen-temen yang lagi mencari template buat blognya. Maka anda bisa mencarinya di  http://www.dhetemplate.com  , kalau cocok anda bisa langsung mendownloadnya dengan mudah tanpa ribet dan rasa takut kesasar kemana mana.hahaha. Di  http://www.dhetemplate.com anda bisa mudah mecari template yang anda perlukan karena sudah terdapat menu pilihan yang ditampilkan yang memudahkan anda melakukan pencarian, seperti :

Sidebar »
1 Kanan Sidebar
2 Kanan Sidebar
1 kiri Sidebar
2 Kiri Sidebar
Kiri kanan

Kolom »
1 Kolom
2 Kolom
3 Kolom
4 Kolom
2 Kolom On Top
3 Kolom On Top
2 Kolom Footer
3 Kolom Footer
4 Kolom Footer

Warna »
Merah Warna
Warna merah muda
Warna abu-abu
Biru Warna
Warna gelap
Hitam Warna
Warna Putih
Hijau Warna
Brown Warna
Warna Kuning
Creamy Warna

Feature »
Iklan Siap
SEO Friendly
Tab Siap View
Dropdown menu
Feature Konten
Pagination Siap

Styles »
Diadaptasi Wordpress
CSS Untuk Blogger
PSD Untuk Blogger
Majalah Gaya
Hiburan
Foto Blog
Minimalis
Pribadi
Porfolio
Galeri
Grunge
Anggun
Pertandingan
Sederhana
Membersihkan
Olahraga
Girly

Bahkan bagi anda yang suka beli membeli, anda bisa memesan templat di http://www.dhetemplate.com

semoga bermanfaat...
[ Read More ]
Jumat, 13 Januari 2012

Folder Icon | Download Desktop Folder Icon Collection Part 3 Free

Folder Icon or Desktop Icon is an additional icon that can be changed to enhance the look of your desktop according to your style and selerah. Here are some of Icon Folder that I collected as shown below. Previously I also post   Folder Icon Collection Part 1   and Folder Icon Collection Part 2 



If you want to download directly all the Icon Folder appropriate image above click here Download
[ Read More ]

Folder Icon | Download Desktop Folder Icon Collection part 2 Free

Folder Icon or Desktop Icon is an additional icon that can be changed to enhance the look of your desktop according to your style and selerah. Here are some of Icon Folder that I collected as shown below. Previously I also post the Folder Icon Collection Part I you can see here.
 


If you want to download directly all appropriate Folder Icon image above click here Download
[ Read More ]

Folder Icon | Download the Desktop Folder Icon Collection 1 Free

Folder Icon or Desktop Icon is an additional icon that can be changed to enhance the look of your desktop according to your style and selerah. Here are some of Icon Folder that I collected as shown below.


If you want to download directly all the Icon Folder appropriate image above click here Download
[ Read More ]

Konsep Anak Pra Sekolah

A.       Pengertian

Anak pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang belum menempuh sekolah dasar (Depkes RI, 2007).

B.       Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Usia Pra Sekolah

Dalam tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan, anak dapat dikelompokkan dalam dua     kelompok besar yakni kelompok usia 0-6 tahun yang terbagi dalam tahap pranatal yang terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap post natal yang terdiri dari masa neonatus (0-28 hari) dan masa bayi (29 hari-1 tahun), tahap pra sekolah (3-6 tahun). Dan kelompok usia 6 tahun keatas yang terbagi dalam masa pra remaja (6-10 tahun) dan masa remaja (10-18/20 tahun) (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
1.      Fase pertumbuhan anak usia pra sekolah
Pada pertumbuhan masa pra sekolah pada anak pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, di mana sistem tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75-7,5 centi meter setiap tahunnya (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
2.      Fase perkembangan anak usia pra sekolah
Menurut Hidayat, Aziz Alimul (2005), fase perkembangan anak dibagi menjadi :
1)   Perkembangan motorik kasar, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit kejari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan bantuan
2)  Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang
3)  Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, memahami arti larangan, berespon terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga terdekat
4)      Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, mengenali anggota keluarga

C.       Teori-teori Perkembangan Anak Pra Sekolah

            Teori-teori perkembangan anak pra sekolah dapat dibagi menjadi :
1.    Perkembangan kognitif  (Piaget)
1)  Tahap pra oprasional (umur 2-7 tahun) dengan perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
2) Tahun ketiga berada pada fase pereptual, anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan berperilaku, mulai memahami waktu, mengalami perbaikan konsep tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda.
Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik, menilai sesuatu menurut dimensinya, penilaian muncul berdasarkan persepsi, egosentris mulai berkurang, kesadaran sosial lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah.
 Pada akhir masa prasekolah anak sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya, anak sangat ingin tahu tentang factual dunia (Zae, 2000).     
2.    Perkembangan psikosexual anak (Freud)
1) Tahap oedipal/phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan perkembangan sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
1) Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya (Nursalam dkk, 2005).
3.    Perkembangan psikososial anak (Erikson)
1) Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah) dengan perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Hidayat, Aziz Alimul, 2005).
2)    Menurut Erikson pada usia (3-5 tahun) anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak dengan konkret, sehingga orang tua sering menganggap bahwa anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian (Nursalam dkk, 2005).
[ Read More ]

Konsep Penyembuhan Luka

A.  Pengertian Luka
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat Wimdejong, 2005: 72). Penyembuhan adalah proses, cara, perbuatan menyembuhkan, pemulihan (Depdikbud, 1999 : 905).
Luka adalah belah (pecah, cidera, lecet) pada kulit karena kena barang yang tajam (Depdikbud, 1999 : 605). Jadi penyembuhan luka adalah panjang waktu proses pemulihan pada kulit karena adanya kerusakan atau disintegritas jaringan kulit.
B.  Proses Penyembuhan Luka
Biasanya luka sirkumsisi ada sedikit jaringan yang hilang karena luka ini hasil tindakan pemotongan. Kecepatan penyembuhan luka sirkumsisi biasanya 7 – 10 hari, reepitelisasi secara normal sudah sempurna. Pada kenyataan fase – fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien, terpenuhinya kebutuhan nutrisi, perawatan luka dan bantuan ataupun intervensi dari luar yang ditujukan dalam mendukung penyembuhan (Moya JM, 2004: 20).
Menurut Smeltzer (2002:490) proses penyembuhan luka dapat terjadi secara:
1)      Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan.
2)      Per Sekundam yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per primam. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka. Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan, terkontaminasi atau terinfeksi. Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi.
3)      Per Titiam atau per primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setekah tindakan debridemen. Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (4-7 hari)
Menurut Smeltzer (2002:490) proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 3 fase utama adalah sebagai berikut :
1)      Fase Inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari.
Fase inflamasi akan segera dimulai setelah terjadinya luka dan akan berlangsung selama 1 sampai 4 hari. Ada dua proses utama yang terjadi selama fase peradangan ini : hemostatis dan phagositosis. Hemostatis (penghentian pendarahan) diakibatkan oleh vasokontriksi dari pembuluh darah yang lebih besar pada area yang terpengaruh, penarikan kembali dari pembuluh-pembuluh darah yang luka, deposisi/endapan dari fibrin (jaringan penghubung), dan pembentukan gumpalan beku darah pada area tersebut. Gumpalan beku darah, terbentuk dari platelet darah (piringan kecil tanpa warna dari protoplasma yang ditemukan pada darah), menetapkan matriks dari fibrin yang akan menjadi kerangka kerja untuk perbaikan sel-sel. Suatu keropong juga terbentuk pada permukaan luka. Yang terdiri dari gumpalan-gumpalan serta jaringan-jaringan yang mati. Keroppeng berguna untuk membantu hemostasis dan mencegah terjadinya kontaminasi pada luka oleh mikroorganisme. Di bawah keropeng, sel-sel epithelial bermigrasi ke dalam luka melalui pinggiran luka.
Fase inflamasi juga melibatkan respon-respon seluler dan vaskuler yang dimaksudkan untuk menghilangkan setiap substansi-substansi asing serta jaringan-jaringan yang mati. Aliran darah ke luka meningkat, membawa serta substansi serta nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Sebagai hasilnya luka akan terlihat memerah dan bengkak. Selama migrasi sel, leukosit (khususnya netrophil) akan masuk ke dalam ruang interstitial. Kemudian akan digantikan makrofag selama 24 jam setelah luka, yang muncul dari monosit darah. Makrofag akan menelan puing-puing selular dan mikroorganisme dengan suatu proses yang dikenal sebagai phagositosis. Makrofag juga mengeluarkan suatu faktor angigenesis (AGF), yang merangsang pembentukan dari pucuk-puck epithelial pada ujung pembuluh darah yang mengalami luka. Jaringan kerja microcirculatory yang dihasilkan akan menopang proses penyembuhan luka. Respon terhadap peradangan ini sangat penting terhadap proses penyembuhan, dan mengukur bahwa penghalangan pada peradangan, seperti pengobatan dengan steroid, dapat menggantikan proses penyembuhan yang mengandung resiko. Selama tahapan ini pula, terbentuk suatu dinding tipis dari sel-sel epithelial di sepanjang luka. 
2)      Fase Proliferasi, berlangsung 5 sampai 20 hari.
Fase proliferatif (tahapan pertumbuhan sel dengan cepat), fase kedua dalam proses penyembuhan, memerlukan waktu 3  hari sampai sekitar 21 hari setelah terjadinya luka. Fibroblast (sel-sel jaringan penghubung), yang mulai bermigrasi ke dalam luka sekitar 24 jam setelah terjadinya luka, mulai mengumpulkan dan menjadikan satu kolagen dan suatu substansi dasar yang disebut proteoglycan sekitar 5 hari setelah terjadinya luka. Kolagen merupakan suatu substansi protein yang berwarna keputih-putihan yang menambah daya rentang pada luka. Saat jumlah kolagen meningkat, maka daya rentang luka juga akan meningkat, oleh karena itu peluang bahwa luka akan semakin terbuka menjadi semakin menurun. Selama waktu tersebut, muncullah apa yang disebut sebagai pungung bukit penyembuhan di bawah garis jahitan luka yang lengkap. Pada luka yang tidak dijahit, kolagen baru seringkali muncul. Pembuluh-pembukuh kapiler tumbuh disepanjang luka, meningkatkan aliran darah, yang juga membawa serta oksigen dan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Fibroblast akan bergerak dari aliran darah ke dalam wilayah luka, mengendapkan fibrin. Saat jaringan pembuluh kapiler berkembang, jaringan menjadi suatu benuk tembus cahaya yang berwarna kemerah-merahan. Jaringan tersebut, disebut sebagai jaringan granulasi, yang mudah pecah dan mudah mengalami pendarahan. Saat sisi kulit dari luka tidak dijahit, wilayah luka tersebut harus ditutup dengan jaringan-jaringan granulasi. Saat jaringan granulasi matang, sel-sel epithelial marginal akan bermigrasi ke dalamnya, pertumbuhan sel yang cepat di sepanjang jaringan penghubung ini dipusatkan untuk menutup wilayah luka. Jika wilayah luka tidak tertutup oleh epithelisasi, wilayah luka tersebut akan ditutup dengan protein plasma yang mengering serta sel-sel yang telah mati. Hal ini disebut eschar. Pada awalnya, luka yang disembuhkan dengan tujuan sekunder merembes ke pengeringan serosanguineous. Kemudian jika tidak ditutup oleh sel-sel epithelial, maka akan ditutup dengan jaringan-jaringan fibrinous yang berwarna abu-abu dan berukuran tebal yang pada akhirnya berubah menjadi jaringan bekas luka yang padat yang tebal.
Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki 3% sampai 5% dari kekuatan aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.
3)      Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan
Biasanya dimulai pada hari ke-21 dan muncul setengah tahun setelah perlukaan. Pembentukan fibroblas dilanjutkan dengan sintesis kolagen. Serabut kolagen yang merupakan serabut penting dalam digabungkan ke dalam struktur yang lebih lengkap.  Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibrin kolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan asalkan dari jaringan sebelum luka.
C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
1)      Nutrisi
Nutrisi dan makanan yang memenuhi syarat gizi pada anak post sirkumsisi perlu mendapat perhatian karena dapat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan luka sirkumsisi.
Kebutuhan nutrisi setelah sirkumsisi akan mengalami peningkatan. Nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Diet tinggi protein dan kalori harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan adalah vitamin C dan seng. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal sedangkan seng akan meningkatkan kekuatan tegangan (gaya yang diperlukan untuk memisahkan tepi-tepi) penyembuhan luka. Oleh karena itu semakin terpenuhi atau tercukupi pola nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka akan semakin cepat dan optimal (Moya JM, 2004:20).
2)      Perawatan Luka
Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan memperlambat penyembuhan (Smelzer, 2002: 493).
3)      Personal Hygiene
Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman (Smelzer, 2002: 493).
4)      Luas Luka
Luas luka makin kecil maka waktu penyembuhan lebih cepat karena jaringan baru yang diperlukan untuk mengganti yang rusak akan lebih sedikit (Smelzer, 2002: 493).
5)      Usia
Usia seseorang jika semakin tua maka akan semakin menurun kecepatan proses penyembuhan lukanya, karena daya regenerasi jaringan mengalami penurunan. Semakin bertambah usia seseorang, daya regenerasi pada jaringan atau organ akan mengalami penurunan (Wim Dejong, 2005: 83).
6)      Obat
Terapi obat digunakan untuk menangani kesakitan manusia, Pemilian obat yang benar dan rencana terapi yang tepat yaitu untuk memantau dan mengukur hasil terapi, dan dalam pemberian terapi obat harus memperhatikan dosis obat, rute pemberian, dan lain – lain, jangan sampai terjadi kesalahan karena akan menyebabkan kegagalan untuk mengakomodasi perubahan dalam metabolisme obat (Charles JP, 2006: 48).
7)      Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yaitu kebijakan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas  mungkin berjalan. Mobilisasi dapat membantu anak memperoleh kembali kekuatan dengan cepat dan memudahkan kerja usus besar dan kandung kemih, serta organ tubuh lainnya dapat bekerja seperti semulah (Wim Dejong, 2005: 84).
D.  Bentuk Penyembuhan Luka
Dalam penatalaksanaan bedah penyembuhan luka, luka digambarkan sebagai penyembuhan melalui intensi pertama, kedua, atau ketiga (Smelzer, 2002:490).
1)      Penyembuhan Melalui Intensi Pertama (Penyatuan Primer)
Luka dibuat secara aseptic, dengan pengrusakan jaringan minimum, dan penutupan dengan baik, seperti dengan suture, sembuh dan sedikit reaksi jaringan melalui intensi pertama. Ketika luka sembuh melalui intensi pertama, jaringan granulasi tidak tampak dan pembentukan jaringan parut minimal. 
2)      Penyembuhan Melalui Intensi Kedua (Granulasi)
Pada luka dimana terjadi pembentukan pus (supurasi) atau dimana tepi luka tidak saling merapat, proses perbaikannya kurang sederhana dan membutuhkan waktu lebih lama.
3)      Penyembuhan Melalui Intensi Ketiga (Suture Skunder)
Jika luka dalam baik yang belum disuture atau terlepas dan kemudian disuture kembali nantinya, dua permukaan granulasi yang berlawanan disambungkan. Hal ini mengakibatkan jaringan parut yang lebih dalam dan luas.










[ Read More ]

Konsep Nutrisi | Nutrisi Untuk Penyembuhan Luka

A.  Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas : www.radartimika.com).
B.  Nutrisi Untuk Penyembuhan Luka
Kebutuhan nutrisi post sirkumsisi akan mengalami peningkatan. Nutrisi post sirkumsisi dibutuhkan untuk mempercepat prosos penyembuhan luka. Nutrisi yang diperlukan sebagai berikut :
1)      Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Anak post sirkumsisi memerlukan 20 gram protein di atas kebutuhan normal. Protein sebagai pembentuk enegi setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Dan orang yang mengalami trauma (perlukaan) maka jumlah kebutuhan proteinnya sekitar 1,2-2 g/kg/hari (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas : www.radartimika.com).
Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasi menjadi protein nabati dan protein hewani. Metabolisme protein dimulai dari protein dalam makanan nabati terlindung oleh dinding sel yang terdiri atas selulosa, yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan kita, sehingga daya cerna sumber protein nabati pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan sumber protein hewani (Achmad Djaeni, 2004: 59).
Memasak makanan dengan memanaskannya akan merusak dan memecahkan dinding sel tersebut, sehingga protein yang terdapat dalam sel menjadi terbuka dan dapat dicapai oleh cairan pencernaan saluran gastrointestinal. Protein yang diserap oleh dinding usus, menuju vena porta lalu hati, hati diatur dalam sirkulasi darah umum lalu dialirkan ke seluruh jaringan tubuh. Asam amino ini terutama diperlukan untuk pembentukan jaringan baru atau mengganti yang aus (usang).
Tabel 2.1 Kandungan Protein pada makanan untuk proses penyembuhan luka sirkumsisi

Bahan Makanan
Berat (gr)
Ukuran
Ikan
Ikan teri
Ayam tanpa kulit
Daging sapi
Telor ayam
40
20
40
35
55
1 potong sedang
1 sendok makan
1 potong sedang
1 potong sedang
1 butir
         Sumber : http://viramedika.blogspot.com/2009/04/
2)      Kalori
Menurut  (http://www.tanya dokteranda.com), nutrisi yang juga dibutuhkan setelah sirkumsisi adalah kalori, kalori ini biasanya banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi singkong, kentang, susu dan lainnya, kalori sangat diperlukan untuk mengembalikan energi setelah sirkumsisi sehingga luka sirkumsisi cepat sembuh. Untuk menghitung kebutuhan kalori (kalori yang Anda butuhkan untuk kegiatan sehari-hari) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
LAKI-LAKI = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x U)
WANITA = 65.5 + (9.6 x BB) + (1.7 x TB) – (4.7 x U)
Keterangan:
BB = Berat Badan ideal (kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
U = Umur (tahun)

Tabel 2.2 Kandungan kalori pada makanan untuk proses penyembuhan luka

Bahan Makanan
Berat  (gr)
Ukuran
Nasi
200
1 gelas kecil
Roti putih
70
3 potong kecil
Singkong
120
1 potong sedang
Kentang
210
2 buah sedang
Makaroni
50
½ gelas kecil
                  Sumber: http://www.tanyadokteranda.com
3)      Cairan
Nutrisi lain yang dibutuhkan setelah sirkumsisi adalah asupan cairan, yang merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung. Fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Dianjurkan untuk anak post sirkumsisi minum 2-3 Liter ciran, lebih baik dalam bentuk air putih, susu dan jus buah bukan minuman ringan (Achmad Djaeni, 2004: 172).
4)      Vitamin
Vitamin C sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka, dalam hal ini adalah perlukaan sirkumsisi. Vitamin C bersifat alamiah yaitu sebagai antioksidan, dan sangat berperan serta di dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen dan biasanya kebutuhan vitamin C bagi penyembuhan luka yang optimal berkisar antara 500-1000 mg/hari. Vitamin C ini bisa didapatkan dari sayur-sayuran dan buah-buahan segar. Buah-buahan mudah makin banyak vitaminnya dibanding dengan yang lebih tua dan buah yang mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning  (Achmad Djaeni, 2004: 131).
Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari.
Tabel 2.3 Kandungan Vitamin C pada buah
Buah
Kandungan Vitamin C (gr/100gr)
Jambu biji
Kelengkeng
Papaya
Jeruk
Melon
Anggur
Jeruk mandarin
Sukun
Mangga
Nanas
Pisang
Alpukat
183
84
62
53
42
34
31
29
28
15
9
8
[ Read More ]

Sirkumsi / Khitan | Konsep Teori Sirkumsi

A.  Pengertian Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh prepusium penis dengan tujuan tertentu (Arif Mansjoer, 2000: 409).
B.  Indikasi Sirkumsisi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) indikasi sirkumsisi adalah:
1)      Agama
2)      Sosial
3)      Medis:
a)      Fimosis (prepusium tidak dapat ditarik ke belakang atau tidak dapat membuka
b)      Parafimosis (prepusium tidak dapat ditarik ke depan)
c)      Kondiloma akuminata
d) Pencegahan terjadinya tumor (mencega penumpukan smegma yang diduga kuat bersifat karsninogenik)
C. Kontraindikasi Sirkumsisi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) kontraindikasi sirkumsisi adalah:
1)      Absolute: hipospadia, epispadia
2)    Relatif: gangguan pembekuan darah (misalnya hemofilia), infeksi local, infeksi umum, dibetes melitus.
D.  Komplikasi Sirkumsisi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) koplikasi sirkumsisi adalah:
Perdarahan, hematoma, infeksi.
E.  Peralatan Sirkumsisi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) peralatan untuk sirkumsisi antara lain:
1)      Gunting jaringan                               1 buah
2)      Klem arteri lurus                              3 buah
3)      Klem arteri bengkok                        1 buah
4)      Pinset anatomis                                1 buah
5)      Pemegang jarum (needle holder)     1 buah
6)      Jarum jahit kulit                               1 buah
F.  Perlengkapan Sirkumsisi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 409) perlengkapan untuk sirkumsisi antara lain:
1)      Kapas
2)      Kassa steril
3)      Plester
4)      Kain penutup steril yang berlubang di tengahnya (duk)
5)      Spuit 3 ml atau 5 ml
6)      Benang plain cat gut ukuran 3.0
7)      Sarung tangan steril
8)      Larutan NaCl 0,9 % atau aqua destilata
G.  Obat-obatan Sirkumsisi
Menurut Arif Mansjoer (2000: 410) obat-obatan untuk sirkumsisi antara lain:
1)      Lidokain HCL 2% (tanpa campuran adrenalin)
2)      Larutan antiseptik: larutan sublimate, povidon iodin 10%, dan alkohol 70%.
3)      Salep antibiotik (kloramfenikol 2% atau tetrasiklin 2%)
4)      Analgesik oral (antalgin atau parasetamol)
5)      Antibiotik oral (ampisilin/amoksisilin/eritromisin)
6)      Adrenalin 1 : 1000
H.  Tahap-tahap Sirkumsisi

Menurut Arif Mansjoer (2000: 410) tahap-tahap melakukan sirkumsisi antara lain:
1)      Persiapan operasi
a)  Persiapan pasien. Sebelum dilakukan sirkumsisi, kita tentukan tidak ada kontraindikasi untuk melakukan tindakan sirkumsisi. Hal ini diketahui dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditelusuri:
(1)   Riwayat gangguan hemostasis dan kelainan darah.
(2) Riwayat alergi obat, khususnya zat anatesi lokal, antibiotik, maupun obat lainnya.
(3)   Penyakit yang pernah/sedang diderita, misalnya demam, sakit jantung, asma.
Pada pemeriksaan fisik dicari:
(1)   Status generalis: demam, tanda stres fisik, kelainan jantung dan paru
(2)   Status lokalis: hipospadia, epispadia, atau kelainan congenital lainnya.
b)      Persiapan alat dan obat-obatan sirkumsisi.
c)      Persiapan alat dan obat-obatan penunjang hidup bila terjadi syok anafilaksis.
2)      Asepsis dan antisepsis
a)      Pasien telah mandi dengan membersihkan alat kelamin (genetaliannya) dengan sabun
b)     Bersihkan daerah genetalia dengan alkohol 70% untuk menghilangkan lapisan lemak.
c)  Bersikan daerah genetalia dengan povidon iodin 10% dengan kapas dari sentral ke perifer membentuk lingkaran ke arah luar (sentrifigal) dengan batas atas tepi pusar dan batas bawah meliputi seluruh skrotum.
d)     Letakkan kain penutup stril yang berlubang
3)      Anestesi lokal
Digunakan anestesi local dengan menggunakan lidokain 2%
a)      Lakukan anastesi blok pada n. dorsalis penis dengan memasukkan jarum pada garis medial di bawah simpisis pubis sampai menembus fascia Buck (seperti menembus kertas) suntikkan 1,5 ml, tarik jarum sedikit, tusukkan kembali miring kanan/kiri menenbus fascia dan suntikkan masing-masing 0,5 ml; lakukan aspirasi dahulu sebelum menyuntik untuk mengetahui apakah ujung jarum berada dalam pembuluh darah atau tidak. Jika darah yang teraspirasi maka pindahkan posisi ujung jarum, aspirasi kembali. Bila tidak ada yang teraspirasi, masukanlah zat anastesi.
b)      Lakukan anastesi infiltrasi di lapisan subkutis ventral penis 0,5-0,75 ml untuk kedua sisi.
4)      Pembersihan glans penis
Buka glans penis sampai sampai sulkus korona penis terpapar. Bila ada perlengketan, bebaskan dengan klem arteri atau dengan kassa steril. Bila ada smegma, bersihkan dengan kassa mengandung larutan sublimat.
5)      Periksa apa anestesi sudah efektif
Caranya dengan melakukan penjepitan pada daerah frenulum dengan klem.
6)      Pengguntingan dan penjahitan
a)    Pasang klem pada prepusium di arah jam 6, 11, dan 1 dengan ujung klem mencapai ± 1,5 cm dari sulkus korona penis. Tujuannya sebagai pemandu tindakan dorsumsisi dan sarana hemostasis.
b)    Lakukan dorsomsisi dengan menggunting kulit dorsum penis pada jam 12 menyusur dari distal ke proksimal sampai dengan 0,3-0,5 cm dari korona.
c)  Pasang jahitan kendali dengan menjahit batas ujung dorsomsisi kulit agar pemotongan kulit selanjutnya lebih mudah dan simetris.
d)  Gunting secara melingkar (tindakan sirkumsisi) dimulai dari dorsal pada titik jahitan jam 12 melingkari penis, sisakan mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum, pengguntingan membentuk huruf V di kiri dan kanan klem. Pemotongan harus simetris, dan sama panjang antara kulit dan mukosa.
e)     Atasi perdarahan yang timbul ada jepitan klem, kemudian lakukan penjahitan hemostasis dengan benang cutgut.
f)     Lakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa jahit kiri dan kanan glans biasanya masing-masing 2-3 simpul. Prinsipnya adalah mempertemukan pinggir kulit dan pinggir mukosa.
g)    Jahit mukosa distal frenulum (jam 6) dengan jahitan angka 8 atau 0.
h)   Setelah penjahitan selesai, gunting mukosa frenulum di sebelah distal dari jahitan sebelumnya, dan bersihkan dengan iodine 10% lalu beri salep kloramfenikol 2%
7)      Pembalutan
a)      Gunakan kassa yang telah diolesi salep antibiotik.
b)      Jangan sampai penis terpuntir saat membalut.
8)      Pemberian obat-obatan
a)      Analgasik oral (antalgin atau parasetamol)
b)      Antibiotik oral (ampisilin, amoksisilin, eritromisin)
c)      Pemberian obat-obatan ini dapat dimulai 2-3 jam sebelum sirkumsisi
9)      Anjuran pasca operasi
a)      Penjelasan pada pasien atau orang tua..
b)      Balutan dibuka 4-5 hari kemudian membasahi perban dengan rivanol.
c)      Bila ada infeksi, pemberian antibiotik diteruskan hingga hari ke 6-7
I.  Metode Sirkumsisi
Menurut Akbidyo (2007) dalam (http://pikkr.wordpress.com) ada beberapa metode sirkumsisi, yaitu antara lain :
1)     Metode klasik dan dorsumsisi, metode klasik sudah banyak ditinggalkan tetapi masih bisa kita temui di daerah pedalaman. Alat yang digunakan adalah sebilah bambu tajam/pisau/silet. Para bong supit alias mantri sunat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut tanpa pembiusan. Bekas luka tidak dijahit dan langsung dibungkus dengan kassa/verban sehingga metode ini paling cepat dibandingkan metode yang lain. Cara ini mengandung risiko terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan benar dan steril. Metode Klasik kemudian disempurnakan dengan metode Dorsumsisi, Khitan metode ini sudah menggunakan peralatan medis standar dan merupakan khitan klasik yang masih banyak dipakai sampai saat ini., umumnya bekas luka tidak dijahit walaupun beberapa ahli sunat sudah memodifikasi dengan melakukan pembiusan lokal dan jahitan minimal untuk mengurangi risiko perdarahan.
2)      Metode standart sirkumsisi konvensional, merupakan metode yang paling banyak digunakan hingga saat ini, cara ini merupakan penyempurnaan dari metode dorsumsisi dan merupakan metode standar yang digunakan oleh banyak tenaga dokter maupun mantri (perawat). Alat yang digunakan semuanya sesuai dengan standar medis dan membutuhkan keahlian khusus untuk melakukan metode ini.
3)      Metode lonceng, pada metode ini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng, akibatnya peredaran darahnya tersumbat yang mengakibatkan ujung kulit ini tidak mendapatkan suplai darah, lalu menjadi nekrotik, mati dan nantinya terlepas sendiri. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar dua minggu.
4)      Metode klamp, metode Klamp ini prinsipnya sama, yakni kulup (preputium) dijepit dengan suatu alat (umumnya sekali pakai) kemudian dipotong dengan pisau bedah tanpa harus dilakukan penjahitan.
5)  Metode laser elektrokautery, lebih dikenal dengan sebutan “Khitan Laser”. Penamaan ini sesunnguhnya kurang tepat karena alat yang digunakan samasekali tidak menggunakan Laser akan tetapi menggunakan “elemen” yang dipanaskan. Alatnya berbentuk seperti pistol dengan dua buah lempeng kawat di ujungnya yang saling berhubungan. Jika dialiri listrik, ujung logam akan panas dan memerah. Elemen yang memerah tersebut digunakan untuk memotong kulup. Khitan dengan solder panas ini kelebihannya adalah cepat, mudah menghentikan perdarahan yang ringan serta cocok untuk anak dibawah usia 3 tahun dimana pembuluh darahnya kecil. Setelah preputium dipotong dilakukan penjahitan dan difiksasi dengan kasa steril. Untuk proses penyembuhan, dibandingkan dengan cara konvensional itu sifatnya relatif karena tergantung dari sterilisasi alat yang dipakai, proses pengerjaanya dan kebersihan individu yang disunat.
6)   Metode flashcutter, metode ini merupakan pengembangan dari metode elektrokautery. Bedanya terletak pada pisaunya yang terbuat dari logam yang lurus (kencang) dan tajam. Setelah preputium dipotong dilakukan penjahitan dan difiksasi dengan kasa steril.
[ Read More ]
 
 

Hair Styles

Followers

About Me