Kamis, 12 Januari 2012

Hipertensi | Hipertensi Primer

A. Hipertensi
a. Definisi
Merupakan suatu keadaan di mana tekanan arteri tinggi, berbagai kriteria sebagai batasannya telah diajukan berkisar dari tekanan sistolik 140 – 200 mmHg dan tekanan diastolik 90- 110 mmHg (Dorland, 2007). Hipertensi primer atau hipertensi essensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Anggraini dkk, 2009). Pada beberapa pasien hipertensi primer terdapat kecenderungan herediter yang kuat (Guyton and Hall, 2008).
b. Perjalanan penyakit
Perjalanan penyakit hipertensi primer sangat perlahan. Penderita hipertensi primer biasanya tidak menunjukkan gejala selama bertahun- tahun sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya non spesifik seperti sakit kepala. Patogenesis terjadinya hipertensi primer sangat kompleks dengan interaksi dari berbagai variabel. Kemungkinan terdapat predisposisi genetik (Brown, 2007).
Pada hipertensi primer yang baru mulai biasanya curah jantung normal atau sedikit meningkat dan resistensi perifer normal. Pada tahap lanjut hipertensi primer, curah jantung menurun dan resistensi perifer meningkat (Gray et al., 2002).
c. Faktor risiko
Faktor risiko yang relevan terhadap mekanisme terjadinya hipertensi primer adalah :
1) Genetik
Hipertensi primer bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi primer daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
2) Jenis kelamin
Hipertensi primer lebih jarang ditemukan pada perempuan pra menopause dibanding pria karena pengaruh hormon. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause (Thomas, 2007).
3) Usia
Insidensi hipertensi primer meningkat seiring dengan pertambahan usia. 50-60 % pasien dengan umur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
4) Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi primer. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Anggraini dkk., 2009).
5) Asupan garam
Asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan sekresi hormon natriuretik. Hormon tersebut menghambat aktivitas sel pompa natrium dan mempunyai efek penekanan pada sistem pengeluaran natrium sehingga terjadi peningkatan volume plasma yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah.
6) Hiperaktivitas simpatis
Pada hipertensi primer, sekresi katekolamin yang meningkat akan memacu produksi renin menyebabkan konstriksi arteriol dan vena serta meningkatkan curah jantung (Gray, et al., 2002).
d. Diagnosis
Diagnosis hipertensi primer dapat dilakukan dengan beberapa cara meliputi:
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik lengkap, terutama pemeriksaan tekanan darah.
3) Pemeriksaan penunjang meliputi tes urinalisis, pemeriksaan kimia darah (untuk mengetahui kadar potassium, sodium, creatinin, High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), glukosa). 
4) Pemeriksaan EKG (Carretero, 2000).
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi primer bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas, juga untuk mencapai tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti olahraga dan diet rendah garam. Namun apabila perubahan gaya hidup kurang memadai untuk mencapai tekanan darah yang diharapkan maka dapat dilakukan pemberian diuretika, inhibitor ACE (angiotensin- converting- enzim), penyekat reseptor beta- adrenergik, dan penyekat saluran kalsium (Brown, 2007).

Leave a Reply

 
 

Hair Styles

Followers

About Me