Senin, 12 September 2011

ASKEP PADA ANAK DENGAN KERACUNAN

Keracunan merupakan suatu keadaan gawat darurat medis yang membutuhkan tindakan segera, keterlambatan dalam memberikan pertolongan dapat membawa akibat yang fatal.

Pada dasarnya keracunan pada anak tidaklah berbeda dengan pada dewasa, tapi oleh karena secara alamiah terdapat perbedaan akibat dari tingkat perkembangan fisik yang masih sedang tumbuh, kepribadian dan emosi yang sedang berkembang, sehingga terdapat beberapa perbedaan dalam kejadian, jenis, lokasi serta motif dari keracunan.

Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.

Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam jumlah relatif sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi, terhisap, atau terserap dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan fungsi. (Donna L. Wong, 2003)

Faktor – faktor yang mempermudah terjadinya keracunan, yaitu :
  1. Perkembangan kepribadian anak usia 0 - 5 tahun masih dalam fase oral.
  2. Anak – anak masih belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya (termasuk disini anak dengan retardasi mental).
  3. Anak – anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
  4. Anak – anak pada usia ini mempunyai sifat negativistik yaitu selalu menentang perintah atau melanggar larangan.
Bahan – bahan yang dapat menyebabkan keracunaan
  1. Makanan
  2. Bahan-bahan kimia
  3. Obat-obatan
  4. Bahan-bahan keperluan rumah tangga ( Household poison )
1). Keracunan Makanan
1. Keracunan Ketela Pohon
Gejala Klinik :
  • Tergantung pada kandungan HCN, kalau banyak dapat menyebabkan kematian dengan cepat.
  • Penderita merasa mual, perut terasa panas, pusing, lemah dan sesak
  • Pernafasan cepat dengan bau khas ( bitter almond )
  • Kejang, lemas, berkeringat, mata menonjol dan midriasis
  • Mulut berbusa bercampur darah
  • Warna kulit merah bata ( pada orang kulit putih ) dan sianosis
2. Keracunan Jengkol
Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan kristal asam jengkolat di tubuli, ureter dan uretra. Keluhan terjadi 5 - 12 jam sesudah makan jengkol.
Gejala klinik :
  • Sakit pinggang, nyeri perut, muntah, kencing sedikit-sedikit dan terasa sakit
  • Hematuria, oliguria sampai anuria dan kencing bau jengkol
  • Dapat terjadi gagal ginjal akut
3. Botulisme
Disebabkan oleh kuman Clostridium botulinum yang sering terdapat dalam makanan kaleng yang rusak atau tercemar kuman tersebut.
Gejala klinik :
  • Mata kabur, refleks cahaya menurun atau negatif, midriasis dan kelumpuhan otot-otot mata
  • Kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik
  • Dysphagia, dysarthria
  • Kelumpuhan ( general paralyse )
2). Keracunan Bahan Kimia
1. Hidrokarbon
Misalnya: Keracunan bensin, minyak tanah, minyak mineral (misal, spiritus), minyak mineralseal (ditemukan pada pelitur perabot), cairan pemantik api, terpentin, tinner dan penghilang cat (beberapa tipe).
Manifestasi klinis:
  • Tersedak dan batuk
  • Mual
  • Muntah
  • Perubahan sensori, seperti letargi
  • Kelemahan
  • Gejala pernapasan karena keterlibatan paru (takipnea,sianosis, retraksi, mengorok)
2. Korosif (asam kuat atau basa kuat)
Manifestasi klinis:
  • Nyeri terbakar hebat dalam mulut, tenggorok, dan lambung
  • Membran mukosa putih, bengkak, edema bibir, lidah dan faring (obstruksi pernapasan)
  • Muntah (hemoptisis)
  • Mengiler dan tidak mampu membersihkan sekresi
  • Tanda – tanda syok
  • Ansietas dan agitasi
3). Keracunan Obat-obatan
1. Asetaminofen
Manifestasi klinis, Terjadi dalam empat tahap:
  1. Periode awal (2 – 4 jam setelah tertelan) : mual, muntah, berkeringat, pucat.
  2. Periode laten (24 – 36 jam) : pasien membaik
  3. Keterlibatan hepatik (dapat berakhir sampai 7 hari dan permanen): Nyeri di kuadran kanan atas, ikterik, konfusi, stupor, abnormalitas koagulasi.
  4. Pasien tidak meninggal pada tahap hepatik dan akan membaik secara bertahap.
2. Aspirin (ASA)
Manifestasi klinis :
  • Keracunan akut: mual, disorientasi, muntah, dehidrasi, diaforesis, hiperpnea, hiperpireksia, oliguria, tinitus, koma, kejang.
  • Keracunan kronis
  • Sama dengan diatas tetapi awaitan samar (sering dikaburkan dengan penyakit yang sedang diobati).
  • Dehidrasi, koma, dan kejang dapat lebih hebat.
  • Kecenderungan perdarahan.
3. Besi
Manifestasi klinis, terjadi dalam lima tahap :
  1. Periode awal (1/2 sampai 6 jam setelah mencerna zat besi, bila anak tidak mengalami gejala gastrointestinal dlam 6 jam, toksisitas mungkin tidak terjadi)
  2. Toksisitas sistemik (4 – 24 jam setelah mencerna zat besi)
  3. Latensi (2 – 12 jam)
  4. Cedera hepatik (48 – 96 jam)
  5. Stenosis pilorik jarang terjadi pada 2 – 5 minggu
Pathway
Kompikasi Keracunan pada Anak :
  • Henti napas
  • Henti jantung
  • Korosi esofagus atau trakea jika substansi penyebabnya teringesti
  • Syok, sindrom gawat pernapasan akut
  • Edema serebral, konvulsi
Penatalaksanaan Keracunan pada Anak
  • Tindakan emergensi
  • Identifikasi penyebab keracunan
  • Eliminasi racun
  • Pemberian antidotum kalau mungkin
  • Pengobatan Supportif
Pencegahan Keracunan pada Anak 
Upaya-upaya pencegahan keracunan pada anak :
  • Memberikan informasi secara intensif kepada orang tua atau orang yang bertanggung jawab dalam perawatan anak dan kepada masyarakat
  • Produsen bahan-bahan beracun
  • Menjauhkan semua bahan-bahan yang potensial beracun dari jangkauan anak-anak
Konsep Asuhan Keperawatan
APengkajian
  1. Identitas  klien (nama,  umur biasanya sering terjadi pada anak usia prasekolah sampai usia sekolah yaitu pada usia 1 – 4 tahun,  jenis  kelamin,  agama,  suku bangsa / ras,  pendidikan,  nama orang tua  dan  alamat)
  2. Keluhan Utama:  Keluhan utama yaitu pada tanda-tanda vital, bau napas, tingkat kesadaran, perubahan kulit, dan tanda-tanda neurologis.
  3. Riwayat penyakit sekarang:  Didapatkan riwayat yang cermat dan terperinci mengenai apa, kapan, dan seberapa banyak zat toksik yang telah masuk ke tubuh dan adanya bukti-bukti racun (wadah, tanaman, muntahan).
  4. Pemeriksaan fisik persistem
  • Pernapasan: muntah, tersedak, batuk, takipnea, bradipnea, sianosis, mengorok
  • Integumen: kulit pucat, kemerahan, bukti luka bakar, nyeri, berkeringat, hipertermia, hipotermia, asidosis metabolik
  • Membran mukosa: didapatkan bukti iritasi, perubahan warna putih, perubahan warna merah, bengkak, bibir kering.
  • Neuromuskular: kelemahan, gerakan involunter, ataksia, pupil dilatasi, pupil konstriksi, kejang
  • Perubahan sensori: ansietas, agitasi, halusinasi, konfusi, letargi, koma
  • Kardiovaskular: aritmia, peningkatan tekanan darah, penurunan tekanan darah, takikardia, bradikardia, syok
  • GI: salivasi, ketidakmampuan membersihkan sekret, mual muntah, diare, konstipasi, nyeri abdomen
  • Ginjal: oliguria, hematuria
B. Diagnosa Keperawatan
  1. Resiko tinggi keracunan b.d adanya substansi toksik, penilaian anak yang imatur.
  2. Resiko tinggi cedera b.d adanya zat toksik.
  3. Ansietas b.d hospitalisasi tiba-tiba dan pengobatan.
  4. Perubahan proses keluarga b.d hospitalisasi tiba-tiba dan aspek darurat dari penyakit.
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx.1: Resiko tinggi keracunan b.d adanya substansi toksik, penilaian anak yang imatur.
Intervensi:
  1. Kaji faktor-faktor yang mungkin berperan atas terjadinya cedera
  2. Anjurkan orangtua untuk meletakkan obat diluar penglihatan anak
  3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian sirup ipekak (jika racun telah tertelan)
  4. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx.2: Resiko tinggi cedera b.d adanya zat toksik.
Intervensi:
  1. Kosongkan mulut dari pil, bagian tanaman, atau bahan-bahan lain
  2. Berikan minuman air, kecuali bila dikontraindikasikan
  3. Tempatkan anak pada posisi miring kiri, duduk, atau posisi lutut-dada dengan kepala dibawah dada
  4. Lakukan atau bantu dengan lavase lambung bila diinstruksikan
  5. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian pengobatan
Dx.3: Ansietas b.d hospitalisasi tiba-tiba dan pengobatan
Intervensi:
  1. Jelaskan prosedur dan tes sesuai dengan tingkat perkembangan anak
  2. Beri kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
  3. Berikan tindakan kenyamanan sesuai dengan usia dan kondisi anak
  4. Dorong orangtua untuk tetap tinggal bersama anak
Dx.4: Perubahan proses keluarga b.d hospitalisasi tiba-tiba dan aspek darurat dari penyakit.
Intervensi:
  1. Jangan menegur atau menuduh anak atau orangtua telah berbuat salah.
  2. Beri kesempatan pada anak/ keluarga untuk mengekspresikan perasaannya mengenai situasi yang berhubungan dengan keracunan.
  3. Beri ketenangan dengan tepat
  4. Jaga agar keluaga tetap mendapatkan informasi tentang kemajuan anak.
  5. UNTUK MENDOWNLOAD PATHWAY YANG LEBIH LENGKAP

Leave a Reply

 
 

Hair Styles

Followers

About Me